BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah
sejarah berasal dari Bahasa Arab “syajarah” yang berati pohon, akar, keturunan
dan asal-usul, kata sejarah masuk akulturasi dalam perbendaharaan bahasa Indonesia
sejak terjadinya akulturasi kebudayaan islam pada abad XIII. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern sejarah mempunyai kedudukan
dan arti khusus sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
Sejarah
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai
hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang
telah lampau atau tanda-tanda yang lain.
Berdasarkan
pengertian harfiah tersenut, maka materi sejarah itu sangat luas, karena
menyangkut perubahan-perubahan atau peristiwa-peristiwa kehidupan dalam
kenyataan sekitar kita.
Peristiwa
atas fakta sejarah yang begitu banyak perlu diseleksi . jenis fakta itu
beragam, beraneka warna, ada fakta yang berhubungan dengan politi, diplomasi,
perang, konstitusi, ekonomi, kebudayaan, social, dan sebagainya, karena itu
terasa kebutuhan untuk membagi-bagi sejarah dalam ranting-rantingnya yang lebih
mengkhusus untuk memungkinkan pemutusan perhatian pada bagian-bagian dari
sejarah.
B.
Rumusan
masalah
Rumusan
masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa
tujuan adanya pembagian ilmu sejarah?
2. Apa
yang menjadi kareakteristik ilmu sejarah ?
3. Apa
hubungan sejarah dan pengetahuan ilmiah?
4. Apa
hubungan antara sejarah dengan humaniora dan nilmu-ilmu social?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengidentifikasi
karakteristik sejarah
2. Mengemukakan
kedudukan sejarah sebagai pengetahuaan ilmiah
3. Membedakan
hubungan sejarah dalam humaniora
4. Membedakan
hubungan sejarah dalam ilmu-ilmu social
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Karakteristik
Sejarah
Sejarah
merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang dan dengan
metode-metode serta standar-standar sendiri. Mempelajari sejarah merupakan suatu jenis
berpikir yang tertentu yang disebut pemikiran historis.
Cara berpikir
historis berbeda dengan cara berpikir di dalam ilmu pengetahuan alam. Yaitu:
a. Bertujuan
membangun suatu rekontruksi yang cerdas dari masa lampau. Cirri ini menandai
bahwa merupakan suatu cabang pengetahuan sendiri .
b. Cara
berpikir di dalam ilmu pengetahuan alam adalah mengenai dunia di sekeliling
kita, mereka mendasarkan datanya pada akal pikiran.
Sebaliknya
sejarah adalah mengenai waktu
lampau dan dengan demikian maka tanggapan ingatan ( memory impressions )
merupakan suatu bagian dari bahan pokok yang secara mutlak harus ada. Tetapi
kenyataan , perbedaan antara sejarah dan ilmu pengetahuan alam tidak setajam
itu.
Sejarah mencatat tidak saja apa yang diperbuat dan
diderita manusia, tetapi juga mempelajari besar peristiwa alam pada zaman dahulu, misalnya : gempa bumi,
banjir, musim kering, dan sebagainya.
Manusia yang
menjadi tujuan utama dari studi sejarah dan selanjutnya yang harus kita pertimbangkan
adalah macam pengertian yang dituju. Dalam hal ini ada dua kemungkinan untuk
dipikirkan:
(1) Bahwasanya
ahli sejarah hendaknya membatasi diri pada suatu gambaran yang tepat tentang
apa yang terjadi dengan menyusun apa yang mungkin disebut suatu cerita yang
terang tentang peristiwa-peristiwa.
(2) Bawa
dia seperti jauh melampaui cerita yang sederhanan itu dan bertujuan tidak hanya
mengatakan apa yang terjadi tetapi juga menerangkannya.
2.
Sejarah
Dan Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Ilmu pengetahuan
harus dipahami setidak-tidaknya sebagai sejuml;ah besar dari pengetahuan yang
berhubungan-hubungan secara sistematis dan disusun secara rapih, memiliki hokum
yang bersifat umum, merupakan sutu kumpulan dan kebenaran-kebenaran universal
dan bukanya kebenaran-kebenaran khusus.
Sifat-sifat utama dan pandangan umum tentang
ilmu pengetahuan ialah:
a. Apabila
pengetahuan itu dapat di capai secara metodis dan berhubungan secara sistematis
b. Terdiri
dari atau setidak-tidaknya meliputi sekelompok besar dari kebenaran umum.
c. Dapat
melakukan ramalan-ramalan yang benar dan dengan demikian menguasai jalanya
peristiwa-peristiwa dimasa datang, sedikit-dikitnya dalam ukuran tertentu.
d. Bersifat
obyektif.
Sejarah juga merupakan suatu studi ilmiah dalam arti
suatu studi yang dipelajari menurut suatu metode dan teknik khusus baginya
sendiri. Kita dapat membandingkan hasil-hsil dari ahli sewjarah dengan
hasil-hasil dari ahli ilmu pengetahuan alam bahwa sejarah dapat di mengetri
oleh orang-rang tanpa memiliki latiahan professional, edangkan ilmu pengetahuan
penuh dengan seluk beluk teknik hanya
dapat dipahami oleh para ahli itu sendiri atau dengan latihanan-latihaan
professional.
Penilaian cara berpikir historis dan berfikir ilmiah
harus di bedakan sebab penilaian-penilaian yang dihasilkannya meskipun
bersipatr umum jika dibandingkan dengan kesimpulan tentang fakta masing-masing,
adalah bukan marupakan penilaian universal dalam arti sebenarnya ( penilaian
universal = penilaian ilmiah), penilaian sejarah hanya merupakan ringkasan
padat dari kejadian-kejadian istimewa.
Perbandingan singkat dari prosedur sejarah dengan
prosedur ilmiah akan memperjelas hal ini. Apabila seorang ahli ilmu alam
merumuskan hokum-hukum tentang kelakuan dari benda-benda bergerak, maka hukum
ituitu dimaksudkan untuk diterapkan kepada segala sesuatu yang memenuhuinya,
baik telah atau akan memenuhi depenisi tentang benda itu. Secara logika hokum
itu akan berlaku secara potensial.
3.
Hubungan
Antarasejarah Dengan Humaniora Dan Ilmu-Ilmu Social
Disamping
anggapan bahwa sejarah adalah ilmu, kadang-kadang di anggap suatu bentuk
sastra, suatu cabang dari pada studi humaniora, suatau pembantu bagi ilmu-ilmu
social dan suato metode untuk lebih mengerti suatu seni dan ilmu. Apakah ada di
antaranya, kesemuanya atau tak satupun diantara klasifikasi tersebut benar atau
tidak, maka tidak akan mempengaruhi cara kerja sejarah untuk menganalisis
kesaksian-kesaksian yang ada sebagai bukti yang dapat dipercaya mengenai masa
lampau manusia. Namun kita akan melihat bahwa jenis bukti-bukti yang di carinya
dan cara ia merangkai-rangkaimya ada pengaruhnya. Prosedur analiis ini di sebut
metode sejarah. Beberapa ahli menggap bahwa metode inilah merupakan makna
satu-satunya dari pada sejarah.
Walaupun
pendapat ini tidak semua benar, namun demikian metode sejarah mempunyai makna
khusus bagi sejarahwan. Sejarahwan menggunakan metode sejarah untuk bukti yang
diwariskan dari masa lampau dan mengumpulkan data yang dapat di percaya
sebanyak-banyaknya. data itu dapat diguakan oleh para filsuf, sarjana ilmu
politik, sosiologi, kritikus satra, atau sarjana fisika untuk menyusun suatu
sejarah pemikiran, sejarah lembaga politik, kebiasaan-kebiasaan social. Sasta
atau fisika. Tetapi bagi sejarahwan data ini digunakan untuk menyususn deskripsi
tokoh dan tempat pada masa lampau, penyajian gagasan-gagasan lampau atau
sintesa dari pada piode dan budaya yang telah lampau.
Sekarang perlu
dijelaskan apakah ada hubungan anatara sejarah dengan humaniora, maupun
ilmu-ilmu social. Sebenernya antara ketiga ilmu pengetahuan tersebut tidak
terdapat perbedaan yang patut dilebih-lebuhkan. Pokok-pokok pembahasanya adalah
manusia. Manusia sebagai makluk budaya, maklik intelektual dan makluk social.
Semua bidang ingin menemukan generalisasi-generalisasinya, tetapi bagi ilmuwan
social lebih menitik beratkan pada ramalan dan pengendalian, sedangkan di
bidang ilmuwan humaniorea berminat kepada contoh-contoh yang baik juga norma
yang baik.
Semuanya memandang pada
masa lampau, masa kini dan masa depan. Humaniora menitik beratkan pada masa
kini dan masa depan. Pada humaniora
membicarakan masalah pemeliharaan warisan budaya, yakni pengalaman pikiran,adat
istiadat, sopan santun, agama, lembaga, tokoh-tokoh sastra, seni, miusik, ilmu
dan kearifan pada masalampau, guna mendapatkan contoh-contoh yang unik mengenai
wilayah-wilayah yang terisolasi, masa-masa yang jauh atau garis perkembangan
yang khusus. Pada ilmu social lebih mengutamakan kepada gejala-gejala
sosialnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karakteristik
sejarah sebagai ilmu berkembang dan dengan metode-metode serta standar
tersendiri. Cara bekerjanya sangat berbeda dengan metode-metode ilmu ilmu
pengetahuan lainnya, walaupun perbedaan-perbedaannya tidak begitu tajam.
Apakah sejarah
sebagai ilmu sudah memenuhi persyaratan umum tentang pengetahuan, seperti :
1. Pengetahuan
yang dicapai secara motodis dan berhubungan secara sistematis.
2. Meliputi
sekelompok besar dari kebenaran umum.
3. Dapat
melakukan ramalan-ramalan (prediksi yang benar dan menguasai jalannya peristiwa
di masa dating).
4. Bersifat
obyektif.
Sejarah memang
merupakan suatu studi ilmiah dalam arti suatu studi yang dipelajari menurut
metode dan teknik khusus baginya sendiri. Kebenarannya hanya dapat dicapai
melalui pengetian histori atau pengertian filisofis dan hanya dengan perasaan
serta pikiran manusia.
Pengetahuan
humaniora dapat dicapai melalui sejarah, karena sejarah membicarakan pula
warisn budaya, pengalaman, pikiran adat istiadat, sopan santun, agama, lembaga,
tokoh sastra, seni, musik ilmu dan kearifan manusia pada masa lampau.
Sejarah
berhubungan rapat dengan ilmu-ilmu social, bahakan dewasa ini ada anggapan
bahwa sejarah merupakan komponen dari ilmu-ilmu social. Sejarah menitikberatkan
pada masa lampau dan hubungannya dengan masa kini serta kegunaannya di masa
depan. Maka ilmu social menitikberatkan pada masa kini dan masa depan.
kami masih belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar