Kamis, 20 Desember 2012

sekolah sebagai sistem



BAB 1
                                                               PENDAHULUAN     
A.    Latar belakang
Istilah system berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan  secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa praksis pendidikan kita selama ini kurang dijiwai oleh "berpikir sistem", sehingga menjamur cara-cara berpikir parsialistik (tidak holistik), berpikir parosialistik (tidak berwawasan multidisiplin, interdisiplin, dan lintas disiplin), berpikir tidak berurutan (meloncat-loncat), kurang berpikir entropies (kurang menyadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya) dan bahkan ada kecenderungan berpikir unsystem. Pendidikan sebagai sistem, semestinya memiliki unsur-unsur pembentuk sistem yang lengkap (utuh) dan unsur-unsur tersebut didudukkan pada tempatnya (secara benar). Dalam kenyataan, tidak selalu demikian yang terjadi. Unsur-unsur pembentuk sistem sering kurang lengkap dan lebih parahnya unsur-unsur tersebut tidak didudukkan pada tempatnya, sehingga tidak ada jaminan kepastian tentang hasil (output) pendidikan.
Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur  sebagai sumber yang mempunyai  hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product) contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masing-masing yang satu dg yang lain  satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan..
Sekolah sebagai sistem, secara universil memiliki komponen "input", "proses", dan "output". Uraian berikut sengaja dimulai dari output, karena output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya. Output sekolah, pada umumnya, diukur dari tingkat kinerjanya. Kinerja sekolah adalah pencapaian atau prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses persekolahan.
B.     Runusan masalah

1.      Bagaimanakah kinerja sekolah sebagi system dalam pendidikan ?
2.      Apa saja yang terdapat dalam komponen-komponen sekolah ?

C.     Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui bagai mana kinerja sekolah sebagai system dala pendidikan
2.      Untuk mengetahui komponen-komponen dalam sekolah
3.      Untuk proses pembelajaran baik perorangan maupun individu 















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sekolah  sebagai suatu system

kinerja sekolah                 


Rounded Rectangle: Kualitas dan inovasi
 
          














                                          






Rounded Rectangle: efektifitas


 


Rounded Rectangle: Efesiansi  internal               
Rounded Rectangle: Efesiensi eksternal                                                                                                                                                     

Sekolah sebagai suatu system, mencakup beberapa komponen, dan setiap komponen terdiri dari beberapa factor. Satu sama lainnya saling terkait sehingga membentuk suatu system. Komponen – komponen system sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome).

Ciri-ciri system:
Ø  Terdiri dari banyak unsure
Ø  Masing-masing unsure memiliki peran spesifik untuk mendukung fungsi keseluruhan
Ø  Tersusun dalam suatu tatanan tertentu
Ø  Antar masing-masing unsure saling mempengaruhi, saling ketergantungan dan saling berhubungan
Ø  Mempunyai maksud dan tujuan tertentu
Ø  Berproses melakukan transfomasi dengan cara atau mekanisme tertentu
Ø  Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan
Ø  Tidak pernah tergiur dari pengaruh lingkungan
Ø  Memiliki mekanisme kontrol untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
Ø  Mempunyai batas waktu
Pada dasarnya, menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sistem. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen-komponen baku yang saling terkait
untuk mencapai tujuan, yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome.
1.      Konteks
Konteks adalah eksternalitas sekolah yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternasilasikan ke sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah
sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya. Konteks meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri, dan sebagainya.
2.      Input
Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses. Input yang dimaksud meliputi harapan sekolah (visi, misi, tujuan), kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundang-undangan termasuk regulasi sekolah, struktur organisasi yang disertai deskripsi tugas dan fungsi, dan sistem administrasi.

3.      Proses
Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses disebut input dan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud meliputi proses belajar mengajar, manajemen sekolah, dan kepemimpinan sekolah.
4. Output
Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, dan inovasinya. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik (ulangan umum, UAN, lomba karya ilmiah, dan lomba-lomba akademik lainnya) dan prestasi non-akademik (IMTAQ, karakter/kepribadian, keolahragaan, keseniaan, keterampilan vokasional, kepramukaan, dsb.)
5.      Outcome
Outcome adalah dampak tamatan setelah kurun waktu agak lama. Outcome pendidikan meliputi kesempatan melanjutkan sekolah, kesempatan kerja, pengembangan diri, dan pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui outcome, sekolah harus melakukan studi penelusuran tamatan.
B.     Komponen-komponen pendidikan

PH Combs  (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan sebagai berikut:
Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan informasi  apa yang hendak dicapai oleh sisitem pendidikan  dan urutan pelaksanaanya :
a.       Peserta didik adalah  fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesui dengan tujuan sistem pendidikan
b.      Manajemen atau pengelolan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan dan menilai sistem pendidikan
c.       Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan
d.      Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
e.       Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran  dan menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik
f.       Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan  yang lebih menarik dan berpariasi
g.      Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran
h.      Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan
i.        Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan
j.        Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan
k.      Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan

                   Tabel sekolah sebagai sistem
Komponen
Sub-Komponen
Konteks
1. Tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan
2. Dukungan pemerintah dan masyarakat
3. Kebijakan pemerintahan
4. Landasan hukum
5. Kemajuan ipteks
6. Nilai dan harapan masyarakat
7. Tuntutan otonomi
8. Tuntutan globalisasi
Input
1. Visi, misi, tujuan
2. Kurikulum
3. Ketenagaan
4. Peserta didik
5. Sarana dan Prasarana
6. Pembiayaan
7. Regulasi sekolah
8. Organisasi
9. Administrasi
10. Peran serta masyarakat
11. Budaya sekolah
Proses
1. Proses Belajar Mengajar
2. Manajemen
3. Kepemimpinan
Output
1. Prestasi akademik
2. Prestasi non-akademik
3. Angka mengulang
4. Angka putus sekolah
Outcome
1. Kesempatan pendidikan
2. Kesempatan kerja
3. Pengembangan diri
Apa bila sekolah telah menjalankan semua komponene-komponen yang ada dan berjalan baik sehingga hasil yang di inginkan akan tercapai. Maka sekolah tersebut akan memiliki antara lain:    
1.      Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentutan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang akademik dan non akademik. Mutu output sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses belajar mengajar.
2.      Produktivitas adalah perbandingan antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik input maupun output sekolah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input sekolah, misalnya jumlah guru, modal sekolah, bahan, dan energi. Kuantitas output sekolah misalnya jumlah siswa yang lulus sekolah tiap tahunnya. Contoh produktivitas, misalnya, jika tahun ini di sebuah sekolah lebih banyak meluluskan siswanya daripada tahun lalu dengan input yang sama (jumlah guru, fasilitas, dsb.), maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih produktif daripada tahun sebelumnya.
3.      Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan.
4.      Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memproses/menghasilkan output sekolah. Efisiensi internal sekolah biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.
Pendekatan sistem harus digunakan sebagai pemandu bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu,  harga sekolah harus memahami benar bahwa ”sekolah adalah sebagai sistem” yang memiliki komponen-komponen sekolah yang utuh dan benar. Utuh dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah harus lengkap diperhatikan/diintegrasikan. Benar dalam arti bahwa  omponen-komponen sekolah diletakkan pada tempatnya sesuai dengan hirarki tingkat kepentingannya.
Alternatif 3: Terutama untuk Sekolah kecil, yang memiliki tidak lebih ...Menejemen sekolah









Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Kegiatan Manajemen Di Sekolah Dasar Semakin besar sebuah sekolah dasar juga semakin banyak pula komponen orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan.Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah.
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan Visi Misi sekolah pada umumnya masih bersifat umum, sehingga perlu dijabarkan dalam Komponen Tempat tepat untuk memahami sistem manajemen mutu, lingkungan, Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik.
manajemen personalia yaitu : dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling Manajemen Kelas  . sekolah seyogyanya mengingatkan seluruh komponen sekolah tentang Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan alternatif baru dalam pengelolaan laku seluruh komponen sekolah; kepala sekolah, guru dan tenaga Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; masyarakat dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu sekolah; Komponen Manajemen Berbasis Sekolah. Tujuan Program MBS adalah peningkatan mutu.
Proses Belajar Mengajar Sebagai Sistem

                                            
                                            




                                                                                                   
Sekolah sebagai sistem harus menekankan proses belajar mengajar sebagai "pemberdayaan" pelajar, yang dilakukan melalui interaksi perilaku pengajar dan perilaku pelajar, baik di ruang maupun diluar kelas. Karena proses belajar mengajar merupakan pemberdayaan pelajar, maka penekanannya bukan sekadar mengajarkan sesuatu kepada pelajar dan kemudian menyuruhnya mengerjakan soal agar memiliki jawaban baku yang dianggap benar oleh pengajar, akan tetapi proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan daya kreasi, daya nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru (meskipun hasilnya keliru), memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi, memberikan kemerdekaan, dan memberikan toleransi terhadap kekeliruan-kekeliruan akibat kreativitas berfikir.











       

BAB III
                                                           KESIMPULAN        
Sekolah sebagai sistem, secara universil memiliki komponen "input", "proses", dan "output". Uraian berikut sengaja dimulai dari output, karena output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya. Output sekolah, pada umumnya, diukur dari tingkat kinerjanya. Kinerja sekolah adalah pencapaian atau prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses persekolahan. Kinerja sekolah diukur dari
menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sistem. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen-komponen baku yang saling terkait
untuk mencapai tujuan, yaitu
Ø  Konteks
Ø   Input
Ø   Proses
Ø   Output
Ø   outcome
Pendekatan sistem harus digunakan sebagai pemandu bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu,  harga sekolah harus memahami benar bahwa ”sekolah adalah sebagai sistem” yang memiliki komponen-komponen sekolah yang utuh dan benar. Utuh dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah harus lengkap  iperhatikan/ diintegrasikan. Benar dalam arti bahwa  omponen-komponen sekolah diletakkan pada tempatnya sesuai dengan hirarki tingkat kepentingannya.

1 komentar: